English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 08 Januari 2012

Damaikan Hati Dalam Khusyu'

Mengapa Kita Diperintahkan Sholat

Dalam agama Islam ritual yg terutama & utama adalah Sholat. Ia merupakan tiang agama, diwajibkan bagi semua mukallaf dalam segala keadaan tanpa terkecuali sebanyak 5 waktu dalam sehari semalam.

“ Sholat adalah tiang agama. Barangsiapa yg mengerjakannya dia telah menegakkan agama dan barang siapa yg meninggalkannya maka runtuhlah agamanya “

Dari hadis di atas, maka siapa yg meninggalkannya seluruh amalannya yg lain tertolak.

Kita diperintahkan mengerjakan sholat utk melahirkan rasa kehambaan, karena kita adalah hamba. Rasa-rasa kehambaan itu adalah seperti rasa hina, rasa takut, rendah diri dan bimbang. Rasa-rasa kehambaan itu akan menghilangkan sifat-sifat mazmumah seperti sombong, hasad dengki, tamak, pemarah, bakhil, ujub, jahat sangka, dendam, dll.

Sholat yg dihayati dapat membakar sifat-sifat mazmumah yg meracuni kehidupan masyarakat manusia. Oleh karena itu kalau di dalam sholat tidak dapat melahirkan rasa kehambaan kepada Tuhan maka di luar sholat mustahil dapat merasakan sifat kehambaan itu. Apabila sifat kehambaan atau rasa kehambaan tidak wujud dalam hati manusia maka yang akan mengisi hati manusia atau jiwa manusia ialah sifat mazmumah.

Mazmumah itulah yg menjadikan antara manusia ribut, bertengkar, jatuh-menjatuhkan dan peperangan. Justru itu rusaklah kehidupan manusia, hilanglah kasih-sayang, hancurlah persatuan. Hilanglah kebahagiaan dan keharmonisan maka tersiksalah hidup manusia.

Mengusahakan Khusyuk Dalam Sholat

Pada hari ini umat Islam sudah tidak bisa menjadi bangsa yg berdisiplin, bersatu, bersih dari maksiat & kemungkaran, tinggi akhlaknya, kukuh imannya, rapi syariatnya, tinggi peradabannya dan unggul kebudayaannya. Mengapa sholat mereka tidak dapat mendidik mereka ? Apa yg sudah terjadi dg sholat mereka sehingga tidak dapat terhindar dari perbuatan keji & mungkar ?

Sholat kalau hanya sebatas bisa faham rukun & hafal makna bacaan-bacaannya, itu baru sekedar ilmu sedangkan hikmahnya belum didapat. Belum lahir perasaan-perasaan yg patut ada dalam sholat. Kalau sholat kita masih diperingkat akal, belum diperingkat perasaan, ia susah untuk mengubah perangai kita.

Bagaimanakah seseorang itu bisa khusyuk dalam sholat sampai bisa mendapatkan rasa dan ilmu hikmah melalui sholat ?

Khusyuk dalam sholat itu bukan hanya terjadi di waktu sholat saja, tapi ia bermula diluar waktu sholat. Seharusnya dasar-dasar khusyuk sudah ada dalam kehidupan kita, manakala sewaktu sholat itu hanya menambah sedikit saja perasaan khusyuk yang sudah ada di luar sholat.

Allah berfirman dalam Al Qur’an bahwa Allah berada bersama kamu di mana saja kamu berada. Ini maksudnya Allah bukan berada di belakang, depan, atas atau bawah, tetapi rasa bertuhan itu yg dibawa ke mana-mana. Semasa sholat, itu hanya menambah rasa yg sudah ada itu. Tapi kalau di luar sholat tidak merasa wujud & kehebatan Allah, maka di dalam sholat walau pejam-pejam mata untuk khusyuk, insya Allah tidak akan dapat khusyuk itu.

Untuk khusyuk ada dua perkara yg harus diperhatikan, yaitu perkara yg lahir dan perkara yg batin.
Untuk perkara yg lahir diantaranya :
1.    Jaga seluruh anggota badan daripada berbuat maksiat di luar sholat. Mata dijaga dari melihat yang haram, telinga dijaga dari mendengar perkara yg dilarang dan sia-sia, mulut dijaga dari memakan makanan yg haram dan tidak berkah, lidah dijaga dari mengatakan yang haram & sia-sia. Begitu juga kaki, tangan dan anggota badan yang lain dijaga daripada berbuat maksiat.
2.    Kalau bisa 15 menit sebelum masuk waktu sholat kita jangan memikirkan perkara-perkara yg lain kecuali Tuhan, dosa-dosa, akhirat, dsb. Jangan membaca koran, majalah atau melihat TV. Biasanya benda yg kita lihat menjelang mengerjakan sholat, susah utk dilupakan ketika sholat. Bahkan kadang-kadang perkara-perkara yg sudah terjadi beberapa tahun yg lalu pun datang dalam sholat kita.
3.    Di tempat sholat, jangan ada benda-benda atau gambar-gambar yang mengganggu pandangan mata kita, bahkan gambar Kaabah dan Masjidil Haram pun jangan ada di depan mata karena bisa mengganggu perhatian kita. Jangan letakkan handphone atau benda lain di hadapan kita karena kita akan takut benda-benda itu dicuri orang. Matikan handphone, karena bila berdering semasa kita sholat ia akan mengganggu kita dan juga orang lain yg sedang sholat berjamaah.

Untuk menghindari yg lahir-lahir itupun susah, apalagi yg batin. Yang batin ini bermula dari kehidupan kita. Kalau ada benda-benda dunia yg kita sayang & cintai, maka ia akan terbawa ke dalam sholat. Memiliki benda-benda itu tidak salah, tapi ia sangat mempengaruhi jiwa kita dan akan terbawa ketika sholat. Lebih-lebih lagi kalau kita menjadi makmum, kita tidak membaca, hanya mendengar bacaan imam, ada masa yg kosong. Kalau kita cinta dg isteri, kendaraan & harta maka istri, kendaraan & harta itulah yg akan terbawa dalam sholat.

Kalau ada benda-benda atau kejadian yg kita takuti yang membawa kesan pada jiwa kita, maka ia juga akan terbawa dalam sholat. Misalnya dalam keadaan ekonomi jatuh, kita sangat takut kalau kita di PHK yang akan membawa kita kepada kemiskinan, maka perasaan takut jadi miskin itu menghantui fikiran kita dan akan terbawa ke dalam sholat.
Kadang kala rasa ketakutan tadi lebih kuat menguasai daripada yang kita cintai, sehingga terbawa dalam mimpi ketika tidur.
Kalau dalam tidur pun bisa terbawa, apalagi di dalam sholat ?!.

Jadi khusyuk dalam sholat bukan berarti berawal ketika takbir untuk memulai sholat, tapi ia berawal di luar sholat. Apa yg kita fikirkan, kita rasakan di luar sholat yg sangat mempengaruhi jiwa dan perasaan kita, ia akan terbawa di dalam sholat. Tetapi kalau seseorang itu dalam kehidupannya tidak dipengaruhi oleh hartanya yang banyak, kendaraan yang mewah, rumah yg megah, takut miskin dsb, maka dia dapat mengusahakan khusyuk dalam sholat sebab ia sudah memiliki kekuatan yg mendasar di luar sholat. Kalau tidak ada kekuatan itu di luar sholat, walau dipejam mata dan yang nampak hanya gelap itu pun akan mengganggu juga. Karena itulah pejam mata dalam sholat adalah makruh.

Barulah kita sadar bahwa khusyuk itu ada hubungannya dg tauhid. Kalau cinta atau takut Tuhan di luar sholat kuat, maka akan dia akan membunuh takut dan cinta kepada yg lain, sehingga takut dan cinta dg Tuhan ini akan dibawa ke dalam sholat. Bahkan di dalam sholat rasa takut dan cinta ini akan semakin subur. Kalau ada benda lain yg mengatasi cinta dan takut dg Tuhan di luar sholat, maka benda itulah yg akan datang dan terkenang-kenang di dalam sholat.

Di antara usaha untuk khusyuk dalam sholat adalah dg mengusahakan istiqamah lahir dan batin. Tidak adanya istiqamah disebabkan kurang kuat bermujahadah.
Istiqamah lahir lebih mudah diusahakan daripada istiqamah batin. Contoh istiqamah lahir adalah sholat di awal waktu, menunggu-nunggu waktu sholat, bercelak.
Kalaulah lahir saja kita tidak bisa istiqamah apalagi yang batin, yang jauh lebih abstrak serta tidak nampak oleh mata dan akal. Tetapi bila kita sungguh-sungguh mengusahakan istiqamah yg lahir dan kita berdoa kepada Allah, maka Allah akan ajarkan kita ilmu-ilmu dan hikmah yg kita belum ketahui bahkan Allah akan anugrahkan kepada kita rasa-rasa bertuhan dan rasa kehambaan. Ini akan memudahkan kita untuk khusyuk di dalam dan di luar sholat.

Kesan Sholat yang Khusyuk Pada Kehidupan Sehari-hari

Allah tidak memerlukan sholat & ibadah makhluk. Kalau seluruh manusia dan makhluk sepakat untuk tidak sholat dan tidak beribadah maka Kebesaran dan Kesempurnaan Allah tidak berkurang sedikitpun. Begitu juga bila seluruh manusia sepakat utk mengerjakan sholat dan banyak beribadah kepada Allah, maka Kebesaran dan Kesempurnaan Allah tidak bertambah sedikitpun, karena Allah sudah Sempurna. Jadi mengapa Allah perintahkan kita mengerjakan berbagai macam ibadah termasuk sholat ?

Allah perintahkan kita beribadah kebaikannya bukan untuk Allah tetapi untuk umat manusia. Di dalam sholat, kita sudah berusaha menanamkan sifat-sifat kehambaan dan akhlak mulia seperti tawadhu, pemurah, berkasih sayang, bersangka baik, mengharap bantuan dan pertolongan Tuhan. Kemudian sholat itu kita akhiri dengan memberi salam yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan seluruh makhluk yang ada di sebelah kanan dan kiri kita, termasuk golongan manusia, jin dan malaikat. Inilah janji kita dan kesimpulan dari sholat yang akan dibawa di dalam di dalam kehidupan manusia di luar sholat. Jelaslah kini bahwa sholat itu adalah tiang agama.

Selepas sholat yang dihayati, maka umat Islam akan menjadi umat yang suka menolong, pemurah, berkasih sayang, berakhlak mulia, dll. Mari kita lihat bagaimana buah dari sholat yg khusyuk pada masyarakat salafussoleh yg pernah wujud sekitar 300 tahun pertama selepas Rasulullah SAW. Gambaran realitas masyarakatnya sbb :

1. Dari segi ibadah : masyarakat salafussoleh secara umum mengerjakan ibadah malam dengan sholat dan membaca Al Qur’an
2. Buah dari sholat yg dihayati dan cinta kepada Tuhan :  lahirlah cinta pada sesama manusia, artinya tidak ada kepentingan pribadi, yang terfikir bagaimana membantu dan menyenangkan orang lain. Karena siapa yg mencintai maka ia akan senantiasa berusaha menyenangkan siapa yang dicintainya.
3. Islam sudah menjadi cara hidup. Apa yg masyarakat Islam hari ini tidak buat, dibuat oleh masyarakat salafussoleh, misalnya :
- Bila ada orang musafir, mereka ada 2 cara untuk menyambut tetamu, atas nama masyarakat dan atas nama individu. Atas nama masyarakat mereka mempunyai musafir khana atau rumah tetamu. Atas nama individu, di beberapa tempat terpaksa diundi karena setiap orang berebut untuk menjamu tamu. Mereka sangat menghayati ucapan Rasulullah bahwa kedatangan tetamu membawa rahmat dan kepergiannya penghapusan dosa. Sebab itu kalau ada orang yang musafir dg tidak membawa bekal, mereka tetap akan selamat karena masyarakat dan individu berebut utk menjamu dan melayani tamu. Bila ingin menyambung perjalanan, masing-masing memberi bekal tambahan kepadanya.
- Kalau ada yang berbelanja di pasar, dia akan sanggup membayarkan orang yg berbelanja di sebelahnya walau orang itu tidak dikenalinya. Mereka berebut-rebut saling ingin membayarkan. Di malam hari ada yg pergi ke toko, meminta daftar hutang kepada pemilik toko dan membayarkan hutang-hutang orang lain dengan berpesan kepada pemilik toko utk tidak memberitahu siapa yg membayar hutang-hutang tersebut.
- Kalau musim buah tiba, buah itu hak bersama. Pemilik kebun akan mengumumkan : “Kebun saya sudah berbuah.” Dia akan mengajak orang-orang yang tidak ada kebun buah untuk makan buah-buahan bersama dari kebunnya, tentu saja tanpa membayar.
-  Nikah di waktu itu mudah, kadang mahar dengan bacaan Al Qur’an saja atau benda-benda yg harganya murah saja sudah cukup. Masing-masing ingin mengambil hati dan menghibur orang lain, hasil dari sholat dan cinta Allah.
- Diwaktu itu orang sangat mementingkan faktor berkat dalam makan minum, nikah, dsb. Contoh ketika hendak meminang anak gadis, maka dia akan bertanya kepada orang tua gadis itu, bagaimana anak gadis bapak ?. Kalau orang itu menjawab : anak saya istimewa, dia tidak pernah sakit. Maka orang itu tidak jadi meminang anak gadis itu, sebab orang yg tidak pernah sakit itu artinya dia tidak ada dalam perhatian Allah karena di antara ciri-ciri orang sholeh selalu mendapat ujian dan cobaan sebagai kasih sayang Allah. Kalau seseorang itu tidak pernah sakit, kita takut dia tidak mendapat kasih sayang Tuhan.
- Diwaktu itu orang yang mempunyai istri lebih dari satu sanggup menceraikan istrinya agar dapat dipersunting oleh sahabatnya yang masih lajang dengan menawarkan mana yg lebih disukainya serta membantu untuk pernikahannya.

Begitulah kesan dari umat Islam yg menegakkan sholat dg sungguh-sungguh dan menghayatinya. Lahirlah pribadi-pribadi yg agung dan kuat keyakinannya, kuat imannya, agung akhlaknya, berdisiplin hidupnya, bersih jiwanya dari mazmumah, bersih lahir daripada maksiat & kemungkaran (kecuali terlalu sedikit ) dan pribadi yg kuat syariatnya.

Gabungan individu ini akan lahirlah satu bangsa yg agung dan Allah akan menjadikan bangsa lain tunduk kepada keagungannya karena bangsa yang agung ini telah dinaungi oleh Allah Taala yang Maha Agung. Begitulah peranan sholat yang khusyuk dan dihayati.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar