English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 08 Januari 2012

Marilah Kita Berwudhu Bathin Agar Hati Menjadi tenang Dan Damai

Tersebutlah seorang ahli ibadah  bernama Isam bin Yusuf. Ia terkenal wara', tangguh dalam ibadah dan sangat  khusyuk shalatnya. Namun dia selalu khawatir kalau ibadahnya tidak diterima  Allah.

Suatu hari Isam menghadiri pengajian seorang sufi terkenal  bernama Hatim Al Asham. Isam bertanya, Wahai Aba Abdurrahman  (panggilan Hatim), bagaimanakah cara Anda shalat?

Apabila masuk  waktu shalat, saya berwudhu secara lahir dan batin," jawab Hatim. Bagaimana  wudhu batin itu? tanya Isam kembali.

Wudhu lahir adalah membasuh  semua anggota wudhu dengan air. Sedangkan wudhu batin adalah membasuh anggota  badan dengan tujuh perkara. Yaitu, dengan tobat, menyesali dosa, membersihkan  diri dari cinta dunia,tidak mencari dan mengharapkan pujian dari manusia,  meninggalkan sifat bermegah-megahan, menjauhi khianat dan menipu, serta  meninggalkan
dengki,papar Hatim.

Ia melanjutkan, Setelah itu aku  pergi ke masjid, kuhadapkan muka dan hatiku ke arah kiblat. Aku berdiri  dengan penuh rasa malu. Aku bayangkan Allah ada di hadapanku, surga di  sebelah kananku, neraka di sebelah kiriku, malaikat maut berada di  belakangku. Aku bayangkan pula
seolah-olah aku berdiri di atas titian  Shirathal Mustaqiim dan aku menganggap shalatku ini adalah shalat terakhir  bagiku. Kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik. Setiap bacaan dan doa  dalam shalat berusaha aku pahami maknanya. Aku pun rukuk dan sujud  dengan
mengecilkan diri sekecil-kecilnya di hadapan Allah. Aku  bertasyahud (tahiyyat) dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam  dengan ikhlas. Seperti itulah shalat yang aku lakukan dalam 30  tahun terakhir.

Mendengar paparan tersebut, Isam bin Yusuf  tertunduk lesu dan menangis tersedu-sedu membayangkan ibadahnya yang tak  seberapa bila dibandingkan Hatim Al Asham.

Wudhu dan penghapusan  dosa
Jangan sepelekan wudhu. Inilah pesan tersirat yang disampaikan  Hatim Al Asham. Mengapa? Shalat dan wudhu adalah satu kesatuan, bagaikan  dua sisi mata uang. Tidak akan berkualitas shalat seseorang bila  wudhunya tidak berkualitas. Pun tidak akan diterima shalat bila tidak  diawali wudhu. Melalaikan wudhu sama artinya dengan melalaikan shalat.  Wudhu adalah prosesi ibadah yang dipersiapkan untuk mensucikan diri  agar mampu melakukan komunikasi Dzat Yang Mahasuci.

Karena itu,  menyempurnakan wudhu adalah sebuah keutamaan sekaligus keharusan. Saat  seseorang berwudhu kemudian membaguskan wudhunya dan mengerjakan shalat dua  rakaat, di mana ia tidak berbicara dengan dirinya dalam berwudhu dan  shalatnya tentang hal duniawi, niscaya keluarlah ia dari segala dosanya,  seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya. Demikian sabda Rasulullah SAW dari  Utsman bin Affan (HR Bukhari Muslim).

Kata "membaguskan wudhu"  dalam hadis ini jangan sekadar dipahami membasuh anggota-anggota badan  tertentu secara merata. Namun ada yang lebih penting, yaitu membasuh,  membersihkan dan mensucikan organ-organ batin dari keburukan dan dosa sambil  terus berzikir kepada Allah.
Inilah yang dikatakan wudhu batiniah. Wudhu yang  akan membuat shalat kita ada ruh-nya.

Tampaknya hadis ini  memiliki korelasi kuat dengan hadis yang disampaikan Utsman bin Affan  lainnya. Rasulullah SAW bersabda, Bila seorang Muslim berwudhu, ketika  membasuh muka, maka keluar dari wajahnya dosa-dosa yang pernah dilakukan  matanya bersama tetesan air yang terakhir. Ketika membasuh kedua tangannya,  maka keluarlah setiap dosa yang pernah dilakukan tangannya bersama tetesan  air yang terakhir. Ketika membasuh kakinya, maka keluarlah dosa yang  dijalani oleh kakinya bersama tetesan air yang terakhir, sampai ia bersih  dari semua dosa. (HR Muslim).

Pengampunan dosa ini akan sulit  terwujud dalam wudhu, andai hati lalai dari mengingat Allah. Rasulullah SAW  menegaskan, Barangsiapa mengingat Allah ketika wudhu, niscaya Allah sucikan  tubuhnya secara keseluruhan.
Dan barangsiapa tidak mengingat Allah, niscaya  tidak disucikan oleh Allah dari tubuhnya selain yang terkena air saja. (HR  Abdul Razaq Filjam Ishaghir).

Sebenarnya, kata kunci untuk  mensinkronkan wudhu lahir dan wudhu batin adalah kesadaran atau niat yang  tulus. Kita sadar apa yang sedang kita lakukan. Sadar bahwa wudhu adalah  prosesi pembersihan diri. Sadar bahwa wudhu adalah sarana untuk taqarrub  ilallah. Sadar bahwa setiap
basuhan air wudhu akan menggugurkan dosa-dosa.  Intinya kita sadar akan hakikat dan keutamaan wudhu serta memahami  tatacaranya seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Adanya  kesadaran akan melahirkan ketersambungan hati dengan Allah SWT.Saat  berkumur-kumur misalnya, sadari dan niatkan bahwa air yang masuk ke mulut  bukan sekadar membersihkan kotoran lahir, tapi juga dosa-dosa yang pernah  terucap lewat lisan. Demikian pula saat mencuci telapak tangan, membersihkan  lubang hidung, membasuh muka, membasuh tangan
sampai siku, dsb. Niatkan  sebagai sarana pembersihan dosa yang ada pada bagian-bagian tubuh  tersebut.

Wudhu sebelum tidur
Aktivitas wudhu, sebetulnya tidak  terbatas hanya ketika akan shalat.Setiap saat memiliki wudhu adalah sebuah  keutamaan. Sebab dengan selalu menjaga wudhu, seseorang akan lebih terjaga  perilaku serta kesehatan fisik dan jiwanya. Salah satunya menjelang tidur.  Dari Al Bara' bin 'Azid, Rasulullah SAW bersabda, Kapan pun engkau  hendak tidur berwudhulah terlebih dahulu sebagaimana engkau  hendak mengerjakan shalat, berbaringlah dengan menghadap ke arah kanan  dan berdoalah (HR Bukhari). Hikmahnya, mengawali tidur dengan wudhu  dan berzikir akan membuat tidur kita bernilai ibadah dan dicatat  sebagai aktivitas dzikir.

Seorang ahli kesehatan mengungkapkan,  bila sebelum tidur kita berwudhu dan meminum sepertiga gelas air putih, maka  akan terjadi proses grounding dan netralisasi muatan negatif dalam tubuh.  Hasilnya kita akan tidur tenang dalam pelukan cinta dan rahmat Allah. Bila  kita
berzikir dan memuji Allah sebelum tidur, maka memori kita  yang terdalam akan merekam dengan baik ikrar cinta kita kepada Allah  SWT.

Wudhu menjelang tidur, akan mendekatkan seseorang kepada  surga. Rasul pernah memvonis seseorang sebagai ahli surga. Para sahabat  penasaran.Apa gerangan yang membuat orang tersebut dimuliakan sedemikian  rupa.Setelah diselidiki, ternyata sebelum tidur ia selalu berwudhu.  Ia bersihkan anggota badannya dari najis. Dan sebelum mata terpejam,  ia
bersihkan hatinya dari iri, dengki, dendam, serta kebencian. Ia lupakan  pula keburukan orang lain kepadanya, sehingga hatinya benar-benar  lapang.

Demikianlah, bagi seorang Mukmin, wudhu adalah pembersih di  dunia dan perhiasan indah pada Hari Kiamat (HR Muslim)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar