English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 05 Maret 2013

RENDANG

Rendang (bahasa Minang: Randang) adalah salah satu masakan tradisional Minangkabau yang menggunakan daging dan santan kelapa sebagai bahan utama dengan kandungan bumbu rempah-rempah yang kaya. Masakan dengan citarasa yang pedas ini digemari oleh seluruh kalangan masyarakat, dan dapat ditemukan di seluruh Rumah Makan Padang di Indonesia, Malaysia, ataupun di negara lainnya. Masakan ini kadang lebih dikenal dengan nama Rendang Padang, padahal rendang merupakan masakan khas Minang secara umum.

Pada tahun 2011, rendang dinobatkan sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar World’s 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN International.

Kandungan bahan dan cara memasak

Rendang adalah masakan yang mengandung bumbu rempah yang kaya. Selain bahan dasar daging, rendang menggunakan santan kelapa (karambia), dan campuran dari berbagai bumbu khas yang dihaluskan di antaranya cabai (lado), serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah dan aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai pemasak. Keunikan rendang adalah penggunaan bumbu-bumbu alami, yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri patogen sehingga bersifat sebagai bahan pengawet alami. Bawang putih, bawang merah, jahe, dan lengkuas diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang kuat. Tidak mengherankan jika rendang dapat disimpan satu minggu hingga empat minggu.

Proses memasak rendang asli dapat menghabiskan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam), karena itulah memasak rendang memerlukan waktu dan kesabaran. Potongan daging dimasak bersama bumbu dan santan dalam panas api yang tepat, diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu terserap daging. Setelah mendidih, apinya dikecilkan dan terus diaduk hingga santan mengental dan menjadi kering. Memasak rendang harus sabar dan telaten ditunggui, senantiasa dengan hati-hati dibolak-balik agar santan mengering dan bumbu terserap sempurna, tanpa menghanguskan atau menghancurkan daging. Proses memasak ini dikenal dalam seni kuliner modern dengan istilah 'karamelisasi'. Karena menggunakan banyak jenis bumbu, rendang dikenal memiliki citarasa yang kompleks dan unik.

Makna budaya

Rendang adalah salah satu hidangan hantaran dalam upacara adat Minang.
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat, yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu:
  1. Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku adat)
  2. Karambia (kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum Intelektual)
  3. Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
  4. Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan dalam setiap perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan.
Dalam tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Medan atau Semenanjung Malaya, rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri khitanan, ulang tahun, pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban.

Selasa, 01 Mei 2012

Delapan Kado Terbaik

Kehadiran
 
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, poto atau faks. Namun dengan berada disampingnya , kita dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif, jadikan kehadiran kita sebagai pembawa kebahagiaan

Mendengar

 
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada sega ucapannya secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati/ untuk bisa mendenganr dengan baik, pastikan anda dalam keadaan betul betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan anda memberikan  tanggapan ang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

Diam

 
Seperti nnkata kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya “ruang” terlebih jika sehari hari kita sudah terbiasa gemar menasehati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.

Kebebasan

 
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah “kau bebas berbuat semaumu”. Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberi kepercayaan penuh atas dirinya untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau yang dia lakukan.

Keindahan

 
Siapa yang tak bahagia jika orang yang disayangi tiba tiba tampil lebih ganteng dan cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, andapun bisa menghadiahkan keindahan suasana dirumah.


Tanggapan positif

 
Tanpa sadar sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah olah tidak ada yang benar darinya dan kebenaran mutlak hanya pada diri kita, kali ini coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi anda. Ingat ingat pula pernahkan anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian dan juga permintaan maaf adalah kado indah yang sering terlupakan.

Kesediaan mengalah

 
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila anda memikirkan hal itu, berarti anda siap memberikan kado “kesediaan mengalah” karena kesediaan untuk mengalah juga dapa melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bhwa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini

Senyuman

 
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus asaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kit. Kapan terakhir kali kita menghadiahkan senyuman manis pada orang di kasihi

Senin, 30 April 2012

Cerdas Dari Media Dan Kecerdasan Bermedia

Saat ini orang-orang yang memiliki kecerdasan majemuk tak terelakkan memiliki akses terhadap media. Mereka membaca buku atau koran, mendengarkan radio, menonton televisi, atau media massa lainnya. Namun, tidak ada jaminan bahwa menjadi cerdas juga memiliki kecerdasan bermedia (media literacy).
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa kemudahan bagi siapa pun memelajari ilmu dan pengetahuan dari media massa. Media seperti perpustakaan yang koleksi bacaannya dan visualnya dapat dibawa pulang ke rumah. Tak heran jika kita dapat membangun kecerdasan lewat akses terhadap media. Misalnya, seorang anak yang belum masuk sekolah di Jakarta dapat menguasai bahasa Inggris tanpa diketahui orangtuanya! Selidik punya selidik, sang anak yang istimewa ini sering menonton film Barat di televisi. Ia cerdas berkat televisi.

Menganggap media sebagai sumber informasi yang bermanfaat semata-mata dapat menjerumuskan manusia ke kubangan yang mereduksi kualitas hidup. Tak dapat dimungkiri bahwa banyak produk media tidak sesuai dengan nilai-nilai sosietal yang hendak dibangun, misalnya ajakan kepada gaya hidup hedonis, pornografi dan pornoaksi, agresivitas, bullying, politicking, dan konstruksi lain dengan agenda tersembunyi. Banyak pihak melakukan persuasi kepada khalayak melalui tayangan yang “cantik” di media, tetapi sebetulnya punya niat yang kurang baik. Iklan-iklan yang mengundang decak kagum berserakan, tetapi sebetulnya mengajak kita untuk merokok.

Di sisi lain, menganggap media sebagai hal yang harus disingkirkan juga menghilangkan peluang untuk kita mengasah kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Howard Gardner (1999), mengemukakan definisi kecerdasan yakni suatu potensi biopsikologis untuk memproses informasi yang dapat diaktifkan dalam suatu latar kultural untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk-produk yang merupakan nilai dalam suatu kultur. Jelaslah bahwa kecerdasan dapat diasah melalui media. Sehingga menafikan media merupakan tindakan yang tidak bijaksana.

Melihat kenyataan bahwa media memiliki dua sisi yang berlawanan itu mencuatkan masalah, bagaimanakah kita menyikapi dan menyiasati realitas media agar kita mampu mengoptimalkan peran media dalam menumbuh-kembangkan kecerdasan kita?
 
Kecerdasan bermedia

Ketersediaan media yang ada di mana-mana (omnipresent), kuasa media yang berpotensi mengubah sikap, kepercayaan nilai-nilai, dan perilaku-perilaku (omnipotent) berkombinasi dengan kecenderungan masyarakat mengonsumsi bermacam-macam media (omnivorous) menumbuhkan budaya media di dalam masyarakat. Sehingga, interaksi masyarakat dan media tak terelakkan lagi. Sekalipun individu berusaha menolak dan menghindarkan diri dari media, ia tetap tak luput dari bidikan media. Karena, orang-orang kepada siapa ia berinteraksi juga mengonsumsi media. Dengan demikian, kecerdasan bermedia menjadi keniscayaan bagi setiap individu. Kecerdasan bermedia (media literacy) adalah suatu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan komunikasi dalam berbagai bentuk melalui media.

Dengan kecerdasan bermedia, individu mampu mengelola pesan di media demi membekali diri menghadapi kenyataan hidup sehari-hari. Pada dasarnya kita menghadapi dua realitas dalam hidup kita, yakni realitas dalam dunia nyata dan realitas di media (Potter, Media Literacy, 2001). Dunia nyata adalah tempat di mana kita melakukan kontak langsung dengan orang-orang lain, lokasi, dan peristiwa. Sebagian besar dari kita merasa bahwa dunia nyata ini amat terbatas, sehingga kita tidak dapat mengambil semua pengalaman dan informasi. Dalam rangka memperoleh pengalaman-pengalaman dan informasi tersebut, kita melakukan penjelajahan melalui dunia media.

Di situlah letak permasalahannya. Realitas di media, karena tidak alami, amat rentan terhadap distorsi. Karena pesan-pesan di media dikonstruksi, pesan-pesan itu merupakan representasi dari realitas yang diboncengi nilai-nilai dan sudut pandang, dan masing-masing bentuk media menggunakan seperangkat aturan yang unik untuk mengonstruksi pesan-pesan. Jadi, seseorang harus memiliki suatu kecakapan dalam berhadapan dan mengonsumsi media.

Ironisnya, justru media massa tak pernah memberikan pendidikan media literacy secara langsung. Sebab, khalayak yang cerdas menagih kualitas manajemen media dan pengonstruksian pesan yang pada gilirannya meniscayakan institusi media merogoh kocek lebih dalam. Bila biaya melansir media menjadi mahal, profit akan menjadi menipis. Tetapi kondisi ini bukan satu-satunya implikasi. Kesiapan sumberdaya merupakan pokok masalah bagi institusi media yang baru tumbuh di Indonesia. Dengan begitu, untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi era informasi dan pergaulan antarbangsa diperlukan rekayasa sosial yang bertujuan membentuk masyarakat yang well-informed tanpa harus menjadi buta media

Rabu, 01 Februari 2012

Jendela Rumah Sakit

Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat disebuah kamar rumah sakit. Seorang diantaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskan duduk di tempat tidur selama satu jam disetiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru parunya. Kebetulan tempat tidurnya berada tepat disisi jendela satu satunya yang ada dikamar itu

Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus diatas punggungya
Setiap hari mereka saling bercakap cakap selama berjam jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga,rumah, pekerjaan, keterlilbatan mereka di ketentaraan dan tempat tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore ketika pria yang tempat tidurnya berada diekat jendela diperbolehkan untuk duduk. Ia menceritakan tentang apa yang terlihat diluar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama satu jam itulah peria kedua merasa begitu senang dan bergairan membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna warni indah yang ada diluar sana.

‘diluar jendela, tampak sebuah taman dengan kolam yang indah, itik dan angsa bernang renangdengan cantik, sedangkan anak anak bermain dengan perahu perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh diatas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Benar benar suatu senja yang indah’

Pria pertama itu menceritakan keadan diluar jendela dengan detil, sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemandangan itu. Perasannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya dirumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.

Pada suatu sora yang lain, pria yang duduk didekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas. Meski pria yang kedua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata kata indah.

Begitulah seterusnya, dari hari ke hari dan satu minggu pun berlalu.

Suatu pagi perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring didekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta pada perawat agar ia dipindahkan ketempat tidur didekat jendela itu. Perawat itu menuruti kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitanm pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya kejendela disamping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata TEMBOK KOSONG !!!

Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itupun menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun.
“barangkali ia ingin memberimu semangat hidup” kata perawat itu

Untuk direnungkan dari kisah diatas:

Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu, yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk menggerakkan setiap anggota tubuh kita, dalam berpikir dan bertindak.

Kita percaya, dalam kata kata tersimpan kekuatan yang sangat kuat. Dan kita telah sama sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata kata, akan selalu hadir pada kita yang percaya.

Kita percaya kata kata yang sopan, santun, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan, memberikan kontribusi positif dalam setiap langakah manusia. Ujaran ujaran yang bersemangat, tutu kata yang membangun, selalu menghadikan sisi terbaik dalam hidup kita. Ada hal hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Menyampaikan keburukan, sebanding dengan setengah kemuraman, namun menyampaikan kebahagiaan akan melipat gandakan kebahagiaan itu sendiri

P A K U

Suatu ketika ada seorang anak laki laki yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku dipagar belakang setiap kali dia marah

Hari pertama anak itu memakukan 48 paku ke pagar setiap dia marah, lalu secara bertahap jumlah itu berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku kepagar.

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalilkan amarahnya dan tidak cepat hilang kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari hari berlalu dan anak laki laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya kepagar

“hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang lubang dipagar ini tidak akan pernah bisa seperti sebelumnya, ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata katamu meninggalkan bekas luka seperti lubang ini di hati orang lain.

Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu, tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada....dan luka karena kata kata adalah sama buruknya dengan luka fisik”

Hukum Menabur Dan Menuai

Pada suatu hari seorang pemuda berjalan ditengah hutan, tiba tiba ia mendengar jeritan minta tolong. Ternyata ia melihat seorang pemuda sebaya dengan dia sedang bergumul dengan lumpur yang mengambang. Semakin bergerak malah semakin dalam terperosok. Pemuda itu yang pertama tadi hendak sekuat tenaga memberikan pertolongannya dengan susah payah pemuda terperosok itu dapat diselamatkan. Pemuda yang pertama memapah pemuda yang terperosok ini pulang kerumahnya.

Ternyata sumah sipemuda kedua sangat bagus, besar, megah dan mewah. Ayah pemuda ini sangat berterima kasih atas pertolongan yang diberikan kepada anaknya, dan hendak memberikan uang, pemuda yang pertama ini menolak pemberian tersebut. Ia berkata bahwa sudah selayaknya sesama manusia menolong orang lain yang dalam kesusahan. Sejak kejadian ini mereka menjalin persahabatan.

Si pemuda pertama adalah seorang yang miskin, sedangkan pemuda kedua adalah bangsawan yang kaya raya. Si pemuda yang miskin ini mempunyai cita cita untuk menjadi dokter. Namun ia tidak mempunyai biaya untuk kuliah, tetapi ada seorang yang murah hati yaitu ayah dari pemuda bangsawan itu, ia memberi beasiswa sampai akhirnya meraih gelar dokter.

Tahukan saudara nama pemuda miskin yang jadi dokter ini?
Namanya ALEXANDER FLEMING, yang kemudian menemukan obatpenisilin. Si pemuda bangsawan masuk dinas militer dan dalam suatu tugas ke medan perang. Ia terluka parah sehingga menyebabkan demam yang sangat tinggi karena infeksi. Pada waktu itu belum ada obat untuk infeksi serupa itu. Para dokter mendengar tentang Penisilin yang merupakan obat penemuan baru. Apa yang terjadi? Berangsur angsur demam akibat infeksi itu reda dan si pemuda akhirnya sembuh.

Tahukan saudara siapa nama pemuda itu? Namanya adalah WINSTON CHURCHIL, PM inggris yang termahsyur itu. Dalam kisah ini dapat melihat hukum menabur dan menuai. Fleming menabur kebaikan, ia menuai kebaikan pula. Cita citanya terkabul, ia menjadi dokter, Fleming menemukan penisilin yang akhirnya menolong jiwa Churchil. Tidak lah sia sia bukan bea siswa yang diberikan ayah churchil?

Tahukah anda?

Patung liberty, kebanggan dan simbol kota New York, ternyata bukan dibuat di New York, patung tersebut yang didesain oleh pemahat Perancis, Frederic-Augeste Bartholdi pertama kali dibangun dan dan disusun di Perancis pada tahun 1884. Patung Dewi Kemerdekaan tersebut dipersembahkan oleh rakyat Perancis kepada rakyat Amerika, sebagai hadiah ulang tahun kemerdekaan Amerika ke 100.

Setelah selesai dibuat di Perancis, patung tersebut dibongkar dan dikemas dalam 200 muatan besar untuk dikirim ke Amerika. Patung Liberty selanjutnya disusun kembali di Bedloe’s Island dimulut pelabuhan kota New York. Sedemikian lama proses  pengepakan ini hingga patung Liberty baru bisa diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1886, sepuluh tahun HUT kemerdekaan Amerika yang ke 100.

Dengan tinngi 46 meter dan berat 204 ton, patung Liberty berdiri diatas landasan setinggi 46 meter. Bagian dalamnya diisi oleh rangka baja, sementara bagian luarnya dibuat dari plat tembaga. Rangka baja patung Liberty , dibuat dan dirancang oleh GUSTAVE EIFFEL, orang yang juga merancang dan membangun Menara Eiffel.

Cangkir Yang Cantik

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja disebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. ‘lihatlah cangkir itu’ kata si nenek kepada suaminya. ‘kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,’ ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba tiba cangkir yang dimaksud berbicara, ‘terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku kesebuah roda berputar.

Kemudian ia mulai memutar mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop , stop, stop !!! aku berteriak, tetapi orang itu berkata, ‘belum,’ lalu ia mulai menyodokkan dan meninjuku berulang ulang.
Stop, stop, stop !!! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku kedalam perapian panas.
Begitu sakit dan panasnya aku namun orang itu tidak memperdulikan dengan rasa sakitku.

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin, aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku, asapnya begitu memualkan. Dan wanita itupun juga tidak memperdulikan keadaan ku.

Lalu wanita itu memberikan aku kepada seorang pria dan memasukkan aku lagi keperapian yang lebih panas dari sebelumnya, tolong aku ! hentikan penyiksaan ini ! tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku, setelah puas ‘menyiksaku’ kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku, aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku di kaca itu.

Buat renungan dari kisah cangkir yang cantik:
Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu satunya cara bagi Nya untuk mengubah kira supaya menjadi cantik dan memancarkan kemuliaan Nya

“anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh kedalam berbagai cobaan, sebab anda tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya anda menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun”

Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena dia sedang membentuk anda. Bentukan bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai. Anda akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk anda