English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 07 Januari 2012

Rasa Sakit Yang Dahsyat Saat Menghadapi Sakaratul Maut

Assalamualaikum Wr. Wb.
"Kalau  sekiranya  kamu  dapat  melihat  malaikat-malaikat  mencabut  nyawa orang-orang  yang  kafir,  seraya  memukul  muka  dan belakang mereka serta berkata: 'Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar.' (Niscaya kamu akan merasa sangat ngeri) (QS. Al-Anfal {8} : 50)
Alangkah  dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata): 'Keluarkanlah nyawamu! 'Pada  hari  ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu  selalu  mengata  kan  terhadap Alloh (perkataan) yang tidak benar dan karena   kamu  selalu  menyombongkan  diri  terhadap  ayat-ayat-Nya".  (Qs.Al-An'am : 93).
Cara  Malaikat  Izrail  mencabut nyawa tergantung dari amal perbuatan orang yang  bersangkutan, bila orang yang akan meninggal dunia itu durhaka kepada Alloh,  maka  Malaikat Izrail mencabut nyawa secara kasar. Sebaliknya, bila terhadap  orang yang soleh, cara mencabutnya dengan lemah lembut dan dengan hati-hati.  Namun  demikian  peristiwa  terpisahnya nyawa dengan raga tetap teramat menyakitkan.
"Sakitnya  sakaratul  maut  itu, kira-kira tiga ratus kali sakitnya dipukul pedang". (H.R. Ibnu Abu Dunya). Di  dalam  kisah  Nabi  Idris  a.s, beliau adalah seorang ahli ibadah, kuat mengerjakan  sholat  sampai puluhan raka'at dalam sehari semalam dan selalu berzikir  di  dalam  kesibukannya  sehari-hari. Catatan amal Nabi Idris a.s yang sedemikian banyak, setiap malam naik ke langit. Hal itulah yang sangat menarik perhatian Malaikat Maut, Izrail. Maka  bermohonlah  ia kepada Alloh Swt agar di perkenankan mengunjungi Nabi Idris  a.s.  di  dunia.  Alloh Swt, mengabulkan permohonan Malaikat Izrail, maka  turunlah  ia  ke dunia dengan menjelma sebagai seorang lelaki tampan, dan bertamu kerumah Nabi Idris.
"Assalamu'alaikum, yaa Nabi Alloh". Salam Malaikat Izrail,
"Wa'alaikum salam wa rahmatulloh". Jawab Nabi Idris a.s.
Beliau  sama sekali tidak mengetahui, bahwa lelaki yang bertamu ke rumahnya itu adalah Malaikat Izrail. Seperti  tamu  yang  lain,  Nab  i Idris a.s. melayani Malaikat Izrail, dan ketika  tiba saat berbuka puasa, Nabi Idris a.s. mengajaknya makan bersama, namun di tolak oleh Malaikat Izrail.
Selesai  berbuka  puasa,  seperti  biasanya,  Nabi  Idris a.s mengkhususkan waktunya  "menghadap". Alloh sampai keesokan harinya. Semua itu tidak lepas dari  perhatian  Malaikat  Izrail.  Juga  ketika  Nabi  Idris terus-menerus berzikir dalam melakukan kesibukan sehari-harinya, dan hanya berbicara yang baik-baik saja.
Pada  suatu  hari yang cerah, Nabi Idris a.s mengajak jalan-jalan "tamunya" itu  ke  sebuah perkebunan di mana pohon-pohonnya sedang berbuah, ranum dan menggiurkan.  "Izinkanlah  saya  memetik buah-buahan ini untuk kita". Pinta Malaikat Izrail (menguji Nabi Idris a.s). "Subhanalloh, (Maha Suci Alloh)" kata Nabi Idris a.s. "Kenapa?" Malaikat Izrail pura-pura terkejut. "Buah-buahan ini bukan milik kita". Ungkap Nabi Idris a.s. Kemudian  Beliau  berkata:  "Semalam  anda menolak makanan yang halal, kini anda menginginkan makanan yang haram". Malaikat  Izrail  tidak  menjawab.  Nabi Idris a.s perhatikan wajah tamunya yang  tidak  merasa  bersalah. Diam-diam beliau penasaran tentang tamu yang belum dikenalnya itu. Siapakah gerangan pikir Nabi Idris a.s. "Siapakah engkau sebenarnya?" tanya Nabi Idris a.s. "Aku Malaikat Izrail". Jawab Malaikat Izrail.< /FONT> Nabi Idris a.s terkejut, hampir tak percaya, seketika tubuhnya bergetar tak berdaya.

"Apakah  kedatanganmu  untuk  mencabut  nyawaku?"  selidik  Nabi  Idris a.s serius. "Tidak" Senyum Malaikat Izrail penuh hormat. "Atas izin Alloh, aku sekedar berziarah kepadamu". Jawab Malaikat Izrail. Nabi Idris manggut-manggut, beberapa lama kemudian beliau hanya terdiam. "Aku punya keinginan kepadamu". Tutur Nabi Idris a.s "Apa itu? Katakanlah!". Jawab Malaikat Izrail. "Kumohon  engkau  bersedia  mencabut nyawaku sekarang. Lalu mintalah kepada Alloh  SWT  untuk  menghidupkanku  kembali,  agar  bertambah  rasa  takutku kepada-Nya dan meningkatkan amal ibadahku". Pinta Nabi Idris a.s. "Tanpa  seizin  Alloh,  aku tak dapat melakukannya", tolak Malaikat Izrail. Pada saat itu pula Alloh SWT memerintahkan Malaikat Izrail agar mengabulkan permintaan Nabi Idris a.s.
Dengan  izin  Alloh  Malaikat  Izrail segera mencabut nyawa Nabi Idris a.s. sesudah itu beliau wafat. Malaikat  Izrail menangis, memohonlah ia kepada Alloh SWT agar menghidupkan Nabi   Idris   a.s.   kembali.  Alloh  mengabulkan  permohonannya.  Setelah dikabulkan Allah Nabi Idris a.s. hidup kembali. "Bagaimanakah rasa mati itu, sahabatku?" Tanya Malaikat Izrail. "Seribu  kali  lebih  sakit dari binatang hidup dikuliti". Jawab Nabi Idris a.s.
"Caraku  yang  lemah  lembut itu, baru kulakukan terhadapmu". Kata Malaikat Izrail. MasyaAlloh, lemah-lembutnya Malaikat Maut (Izrail) itu terhadap Nabi Idrisa.s. Bagaimanakah jika sakaratul maut itu, datang kepada kita? Siapkah kita untuk menghadapinya?





[ BACK ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar